Senam tai chi ternyata bisa menjadi alat terapi ampuh untuk mengobati penyakit stroke. Tai Chi bisa memperbaikin keseimbangan dan mengurangi resiko jatuh bagi penderita stroke. Demikian ditulis Jurnal Neurorehabilitation and Neural Repair.
Para peneliti dari Universitas Politeknik Hongkong memperoleh kesimpulan ini, setelah melakukan penelitian dengan memberikan pelatihan tai chi pada para penderita stroke sedikit-sedikitnya selama 6 minggu.
Penelitian mengambil sampel 136 penderita stroke yang telah menderita penyakit ini selama minimal 6 bulan atau lebih. Mereka dibagi kedalam dua kelompok, separuh diberikan latihan dengan metode tai chi yang umum. Sedangkan separuh lagi dalam kelompok yang diberikan latihan dengan metode tai chi dengan jurus-jurus khusus. Para 136 volunter penelitian ini diminta minimal satu kali dalam seminggu untuk latihan bersama selama 1 jam di dalam kelompoknya, dan mereka diminta untuk secara rutin mempraktekkan tai chi dirumah sebisa mungkin, minimal 3 jam selama 1 minggu.
Hasil penelitian, para volunter nampak mempunyai perbaikan-perbaikan dalam upayanya menjaga kondisi kesimbangan tubuh mereka sendiri, dan mampu menggerakkan badan maupun bagian tubuhnya yang lain secara lebih aktif. Para penderita ini juga dilatih untuk menjangkau sasaran dengan lebih cepat dan mereka bisa menggerakkan punggung dan tangan dengan lebih baik dibandingkan dengan kondisi bulan terakhir sebelum mengikuti latihan.
Para volunter yang tergabung dalam kelompok latihan tai chi dengan jurus-jurus khusus yang telah dimodifikasi untuk penyembuhan, ternyata memproleh kemajuan dalam kesehatannya secara lebih baik dibanding yang hanya mengikuti metode tai chi umum.
Keuntungan penggunaan senam tai chi untuk penyembuhan stroke, menurut para peneliti, selain tak berbiaya, jika pasien telah mahir menguasai metode-metode tai chi, mereka bisa mempraktekkannya sendiri secara kontinyu.
Namun kelemahan yang ditemukan peneliti ini, kebanyakan para penderita stroke ini, akan mengakhiri latihan yang sangat berguna ini, begitu selesai mengikuti program training. "Dibutuhkan disiplin dan niat kuat dari penderita stroke," ujar para peneliti.
Para peneliti menemukan jika di tempat-tempat umum disediakan klub-klub tai chi, para penderita biasanya akan bangkit lagi keinginannya untuk mengikuti metode penyembuhan ini. "Mereka butuh komunitas untuk latihan bersama," ujar para peneliti. Para peneliti merekomendasikan agar di tempat-tempat umum disediakan tempat dan klub gratis latihan tai chi bagi penderita stroke.
Para peneliti dari Universitas Politeknik Hongkong memperoleh kesimpulan ini, setelah melakukan penelitian dengan memberikan pelatihan tai chi pada para penderita stroke sedikit-sedikitnya selama 6 minggu.
Penelitian mengambil sampel 136 penderita stroke yang telah menderita penyakit ini selama minimal 6 bulan atau lebih. Mereka dibagi kedalam dua kelompok, separuh diberikan latihan dengan metode tai chi yang umum. Sedangkan separuh lagi dalam kelompok yang diberikan latihan dengan metode tai chi dengan jurus-jurus khusus. Para 136 volunter penelitian ini diminta minimal satu kali dalam seminggu untuk latihan bersama selama 1 jam di dalam kelompoknya, dan mereka diminta untuk secara rutin mempraktekkan tai chi dirumah sebisa mungkin, minimal 3 jam selama 1 minggu.
Hasil penelitian, para volunter nampak mempunyai perbaikan-perbaikan dalam upayanya menjaga kondisi kesimbangan tubuh mereka sendiri, dan mampu menggerakkan badan maupun bagian tubuhnya yang lain secara lebih aktif. Para penderita ini juga dilatih untuk menjangkau sasaran dengan lebih cepat dan mereka bisa menggerakkan punggung dan tangan dengan lebih baik dibandingkan dengan kondisi bulan terakhir sebelum mengikuti latihan.
Para volunter yang tergabung dalam kelompok latihan tai chi dengan jurus-jurus khusus yang telah dimodifikasi untuk penyembuhan, ternyata memproleh kemajuan dalam kesehatannya secara lebih baik dibanding yang hanya mengikuti metode tai chi umum.
Keuntungan penggunaan senam tai chi untuk penyembuhan stroke, menurut para peneliti, selain tak berbiaya, jika pasien telah mahir menguasai metode-metode tai chi, mereka bisa mempraktekkannya sendiri secara kontinyu.
Namun kelemahan yang ditemukan peneliti ini, kebanyakan para penderita stroke ini, akan mengakhiri latihan yang sangat berguna ini, begitu selesai mengikuti program training. "Dibutuhkan disiplin dan niat kuat dari penderita stroke," ujar para peneliti.
Para peneliti menemukan jika di tempat-tempat umum disediakan klub-klub tai chi, para penderita biasanya akan bangkit lagi keinginannya untuk mengikuti metode penyembuhan ini. "Mereka butuh komunitas untuk latihan bersama," ujar para peneliti. Para peneliti merekomendasikan agar di tempat-tempat umum disediakan tempat dan klub gratis latihan tai chi bagi penderita stroke.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar